Home » , » Bahaya, 75 Persen Keanekaragaman Genetik Tanaman Pertanian Hilang

Bahaya, 75 Persen Keanekaragaman Genetik Tanaman Pertanian Hilang

Posted by CB Blogger

INFO MEUTANI - Sebanyak 75 persen kekayaan sumber daya genetik pertanian di Indonesia hilang. Anggota Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (Peripi) Muhammad Syukur menilai hal ini diakibatkan minimnya upaya konservasi dan pemanfaatan beberapa varietas yang sama secara berlebihan.

Foto : Ilustrasi
"Varietas lokal yang tidak dimanfaatkan maka akan hilang. Seharusnya petani di Indonesia tidak menanam tanaman dengan varietas yang sama," kata Syukur dalam loka karya Pengelolaan Sumber Daya Genetik di Ballroom Eastparc Hotel, Kamis, 23 Agustus 2018 yang lalu.

Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengatakan jumlah persentase plasma nutfah (sumber daya genetik) di Indonesia mencapai 17 persen dari total kekayaan genetik tumbuhan dunia. Setidaknya, ada 3.256 spesies tanaman. Tanaman obat menjadi salah satu varietas yang belum di eksplorasi.

Minimnya upaya pemuliaan tanaman atau rekayasa gen menyebabkan kekayaan sumber daya genetik semakin berkurang. Di sisi lain, jumlah peneliti pemuliaan tanaman yang ada hanya sekitar 1.500 orang.

Jumlah tersebut tidak mencukupi untuk jadi bagian konservasi sumber daya genetik tanaman pangan pertanian.

"Perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas para pemulia tanaman, termasuk dana dan fasilitas," kata dia.

Proses tahapan pemuliaan tanaman memerlukan waktu panjang, mulai dari pengoleksian genetik, seleksi, hibridasi hingga pelepasan varietas. Setidaknya memerlukan waktu 5 hingga 10 tahun untuk bisa menghasilkan varietas baru.

Usaha pemuliaan tanaman pertanian sangat penting untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan yang akan melanda kawasan Asia akibat pertambahan jumlah penduduk dan sempitnya lahan pertanian. Ia mengklaim, IPB setidaknya sudah melakukan usaha pemuliaan tanaman dengan mengoleksi sebanyak 316 varietas cabai, yang beberapa di antaranya sudah dilepas.

Kepala Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Taryono mengatakan, lembaganya berusaha mendirikan Bank Genetik Sayuran untuk mendukung kedaulatan pangan di Indonesia.

"Varietas lokal ini diperlukan dalam perakitan kultivar unggul masa depan, sehingga diperlukan langkah penyelamatan salah satunya dengan pembentukan bank genetik sayuran," kata dia.

Pengelolaan sumber daya genetik ini dilaksanakan melalui kerja sama antarlembaga dalam bentuk konsorsium agar sumber daya genetik tersebut dapat diakses secara luas. Bank genetik ini kelak dapat memfasilitasi permintaan dan pertukaran sumber daya genetik sayuran untuk kepentingan masyarakat global. [] Metrotvnews


0 comments:

Post a Comment